Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi
untuk membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari
dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
(persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan
metria (ukuran).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa
unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia
secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia.
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep paling
fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa, yang menyatakan bahwa
tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa.
· Hukum Pokok Reaksi
Kimia
1. Hukum
Boyle (1662)
Boyle menemukan bahwa udara
dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia menemukan
hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle:” bila suhu tetap, volume gas
dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya”
2. Hukum Lavoiser atau Hukum Kekekalan Massa (1783)
Hukum kekekalan massa atau
dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang
menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum
digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah
bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses
kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan
massa produk.
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap"
3. Hukum
Proust atau Hukum Perbandingan Tetap (1799)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari nama
kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu
senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu
tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur
yang tetap. Misalnya, air terdiri dari massa hidrogen. Bersama dengan hukum
perbandingan berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan tetap adalah hukum
dasar stoikiometri.
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"
4. Hukum Gay-Lussac (1802)
Kimiawan Perancis Jacques
Alexandre César Charles (1746-1823), seorang navigator balon yang terkenal pada
waktu itu, mengenali bahwa, pada tekanan tetap, volume gas akan meningkat bila
temperaturnya dinaikkan. Hubungan ini disebut dengan hukum Charles, walaupun
datanya sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang kemudian memplotkan
volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis lurus . Karena
alasan ini hukum Charles sering
dinamakan hukum Gay-Lussac. Baik
hukum Charles dan hukum Gay-Lussac kira-kira diikuti oleh semua gas selama
tidak terjadi pengembunan. Pembahasan
menarik dapat dilakukan dengan hukum Charles. Dengan mengekstrapolasikan plot
volume gas terhadap temperatur, volumes menjadi nol pada temperatur tertentu.
Menarik bahwa temperatur saat volumenya menjadi nol sekitar -273°C (nilai
tepatnya adalah -273.2 °C) untuk semua gas. Ini mengindikasikan bahwa pada
tekanan tetap, dua garis lurus yang didapatkan dari pengeplotan volume V dua
gas 1 dan 2 terhadap temperatur akan berpotongan di V = 0.
“Pada
kondisi T & P yang sama, perbandingan volume gas pereaksi dan gas produk
merupakan bilangan yang mudah dan bulat”
5. Hukum
Dalton (1803)
Berdasarkan teori atom
Dalton, kita dapat mendefinisikan atom sebagai unit terkecil dari suatu
unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia. Dalton membayangkan suatu atom
yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi. Tetapi, serangkaian penyelidikan
yang dimulai pada tahun 1850-an dan dilanjutkan pada abad IXX (kesembilan
belas) secara jelas menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki struktur
internal: yaitu atom tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil lagi,
yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah pada penemuan tiga
partikel subatom-elektron, proton, dan neutron.
“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka
perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur
lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”
6. Hukum
Avogadro (1811)
“Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan
tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.”
Artinya, jumlah molekul
atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada ukuran atau massa dari
molekul gas. Sebagai contoh, 1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung
jumlah molekul yang sama, selama suhu dan tekanannya sama. Pada keadaan STP (0
C, 76 cmHg), 1 mol gas volumenya 22,4 liter.
7.
Hukum Gas Ideal (1834)
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini
merupakan bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan
membahas hubungan antara volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal
maupun dalam gas nyata, dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara
langsung kimia. Bahasan utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi
kimianya tidak didiskusikan. Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur
molekul gasnya dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku
gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan
sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut:
1. Gas bersifat transparan.
2.
Gas
terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3.
Gas dalam
ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4.
Volume
sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume gas
akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga
kecilnya.
5.
Gas
berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6.
Bila dua
atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7.
Gas dapat
ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengembang.
8.
Bila
dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Dari berbagai sifat di
atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan memenuhi
wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak akan
memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun
suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya. Alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat pengukur tekanan
atmosfer, barometer, diciptakan oleh Torricelli.
· Konsep Mol
Untuk
menyatakan jumlah penyusun suatu zat, dipergunakan suatu satuan jumlah zat
yaitu mol. Satu mol zat ialah
sejumlah zat yang mengandung 6,0225.1023 butir partikel (sejumlah
bilangan Avogadro).
Jumlah
mol =
Massa
satu mol suatu zat = Mr x 1 gram
Massa
dari satu mol atom disebut massa molar, misalnya 1 mol atm klor mempunyai massa
molar = 35,435 g Cl/mol Cl
· Massa Molar
Massa
satu mol dinamakan massa molar (lambang M ).
Besarnya massa molar zat adalah massa
Atom Relatif ( Ar ), massa Molekul
Relatif ( Mr ) dalam satuan gram.
· Rumus Molekul
Suatu
rumus yang menyatakan tidak hanya jumlah relativ atom-atom dari setiap elemen
tetapi juga menunjukkan jumlah aktual atom setiap unsur penyusun dalam satu mol
senyawa.
· Rumus Empiris
Rumus Empiris adalah rumus
yang paling sederhana yang menyatakan perbandingan atom-atom dari unsur-unsur
pembentuk senyawa itu.
Menentukan
Rumus Empiris :
1.
Macam unsur pembentuk senyawa tersebut.
2.
Berat atom dari unsur yang bersangkutan.
3.
Komposisi / persen unsur pembentuknya.
· Pereaksi Batas
Pereaksi batas ialah
zat yang bereaksi habis dan karena itu membatasi kemungkinana diperpanjangnya
reaksi itu.
Untuk
menentukan pereaksi mana yang merupakan pembatas, dihitung angka banding
mol-mol yang tersedia untuk reaksi dan membandingkannya dengan angka banding
stoikiometri yang ditentukan oleh persamaan berimbang. Setelah ditentukan mana
pereaksi batas, dapatlah dihitung bobot hasil reaksi. Daftar Pustaka:
Keenan Kleinfelter, Wood A. 1999. Kimia Untuk Universutas Edisi Keenam Jilid 1. Erlangga: Jakarta
Petruchi Ralph. 1987. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 1. Etlangga: Jakarta
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/lahirnya_teori_atom/stoikiometri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar