Kamis, 15 Desember 2011

Titrasi


Larutan baku adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya bisa dinyatakan dalam satuan normalitas (N). Larutan baku dibagi dua, yaitu: larutan baku primer dan sekunder.
Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya tidak berubah (tetap). Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan larutan baku primer ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat, Boraks, asam benzoat(C6H5COOH), K2Cr2O7, AS2O3, NaCl.
Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya sudah diketahui tetapi bisa berubah karena bereaksi dengan udzrz dan diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contohnya: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat  dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Titik ekivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stoikiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator uang menunjukkan titik ekivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya titik ekivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik titrasi, ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisa pada suatu senyawa.    
Indikator asam basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu. Indicator asam basa terletak pada titil ekivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indicator dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya adalah zat organic. (Khopkar: 2003)
Indicator asam basa secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan:
a)      Indikator ftalein dan indicator sulfoftalein
b)      Indikator azo
c)      Indikator trifenilmetana
Trayek pH adalah interval pH dimana suatu indicator menglami perubahan warna.
Berikut ini adalah indilator dan trayek pH asam basa 


Trayek pH Indikator Asam Basa dan Transisi Perubahan Warnanya



Daftar Pustaka:
S.M Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Holifah. 2010. Larutan Baku Primer. [terhubung berkala]
Prafitryane. 2010. Larutan Baku Sekunder (Kimia Analisis Dasar). [terhubung berkala]
indigomorie, 2009. Titrasi Asam Basa  [terhubung berkala]

http://kimiaanalisa.web.id/apa-itu-titrasi/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar