·
Hukum Archimedes
Hukum
Archimedes mengatakan bahwa apabila sebuah benda sebagian atau seluruhnya
terbenam kedalam air, maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan yang
mengarah keatas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh
bagian benda yang terbenam tersebut. Telah sama-sama kita ketahui bahwa berat
jenis air tawar adalah 1.000 kg/m3, apabila ada sebuah benda yang
terbenam kedalam air tawar; maka berat benda tersebut seolah-olah akan
berkurang sebesar 1.000 kg untuk setiap 1 m3 air yang dipindahkan.
Konsep ini akan lebih jelas bila diterangkan dengan gambar dibawah ini.
Pada saat ditimbang diudara benda
mempunyai berat 4.000 kg pada skala pengukur berat, sedang setelah dimasukan
kedalam air berat benda menjadi 3.000 kg. Padahal masa benda tidak berubah, berkurangnya berat benda
tersebut diakibatkan adanya gaya tekan keatas dari air yang dipindahkan oleh
bagian benda yang ada didalam air (force of buoyancy), dengan arah kerja
gayanya mengarah keatas; sedang garis kerja gayanya segaris dengan garis kerja
dari gaya berat benda. Titik tangkap garis kerja gaya buoyancy biasa disebut
dengan titik buoyancy atau titik B. Didalam sistem bangunan terapung titik B
ini disebut juga dengan titik berat dari volume benda yang ada dibawah garis
air (gambar dibawah ini)
Selanjutnya perhatikan gambar c
dibawah ini; dimana pada gambar tersebut mengilustrasikan sebuah benda dengan
masa sebesar 4.000 kg namun volume bendanya 8 m3. Pada awalnya benda
tersebut dibenamkan kedalam air, kemudian dilepaskan. Apabila keseimbangan
telah terjadi, maka benda tersebut akan mengapung seperti ditunjukan pada
gambar a. Keseimbangan akan tercapai apabila besarnya gaya buoyancy sama dengan
berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada didalam air atau apabila
benda tersebut mengapung dengan separuh dari volumenya.
Berat benda
= berat dari volume air yang dipindahkan
4000
= S x V
4000
= 1000 kg/m3 x V
Atau V = 4 m3
c. Benda terapung
pada posisi seimbang
·
Hukum
Utama Hidrostatika
Apabila
suatu wadah dilubangi di dua sisi yang berbeda dengan ketinggian yang sama dari
dasar wadah, maka air akan memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak
yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama
besar.
Disamping
itu kita juga sudah mengetaahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam suatu zat
cair pada ke dalaman yang sama memiliki nilai yang sama.
Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat sebuah hukum yang menyatakan
tekanan hidrostatis pada titik – titik di dalam zat cair yang disebut dengan
Hukum Utama Hidrostatis.
Hukum Utama hidrostatis menyatakan
bahwa :
Tekanan
hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom zat cair (h),
massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak bergantung pada
bentuk dan ukuran bejana, perhatikan gambar berikut :
Gambar : tiga buah bejana berbeda
bentuk berisi zat cair yang sama dengan ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrostatis
yang sama besar pada tiap bejana.
Kelima bejana di atas di isi dengan
air yang sama dengan ketinggian yang sama. Tekanan hidrostatis pada tiap dasar
bejana sama besar, sedangkan berat zat cair pada tiap bejana berbeda.
Sebuah tabung berbentuk U berisi
minyak dan dan air seperti tampak pada gambar di bawah.
Titik A dan titik B berada pada satu
bidang datar dan dalam satu jenis zat cair. Berdasarkan hukum utama hidrostatis
maka kedua titik tersebut memiliki tekanan yang sama, sehingga
·
Tekanan HIdrostatis
Suatu fluida dapat dianggap tersusun atas
lapisan-lapisan air dan setiap lapisan memberi tekanan pada lapisan bawahnya.
Besar tekanan itu bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu bagian
fluida semakin besar tekanan pada bagian itu (lihat analogi tumpukan manusia,
tentunya orang yang di posisi terbawah akan merasakan tekanan paling besar)..
Setiap bagian di dalam fluida statis akan mendapat tekanan zar cair yang
disebabkan adanya gaya hidrostatis disebut Tekanan Hidrostatis “Ph”.
Contoh nyatanya ketika sebuah bola yang di masukkan ke dalam air,
ketika kita lepaskan akan mendapat gaya ke atas.
Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada
bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada massa
jenis zat cair, percepatan gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis
tekanan hidrostatis disuatu titik (misal didasar balok) diturunkan dari konsep
tekanan.
w = m.g = ρ
V g = ρA h g
Keterangan :
Ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2)
h =kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Jika tekanan udara luar (Patm)
mempengaruhi tekanan hidrostatis maka tekanan total pada suatu titik adalah
berdasarkan rumus diatas tekanan hidrostatis di suatu
titik dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik tersebut, bukan pada
bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik akan memiliki tekanan
hidrostatis yang sama. Fenomena ini disebut sebagai Hukum Utama Hidrostatis.
· Statistika Fluida
Pengertian Fluida.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Antara zat cair dan gas dapat dibedakan :
Zat cair adalah Fluida yang non kompresibel (tidak dapat
ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan sedangkan gas adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat
ditekan.
Bagian dalam fisika yang mempelajari tekanan-tekanan dan
gaya-gaya dalam zat cair disebut : HIDROLIKA atau MEKANIKA FLUIDA yang dapat
dibedakan dalam :
Hidrostatika : Mempelajari tentang gaya maupun tekanan di
dalam zat cair yang diam.
Hidrodinamika : Mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di
dalam zat cair yang bergerak (Juga
disebut mekanika fluida bergerak)
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi sampai Hidrostatika
saja.
· Rapat Massa dan Berat Jenis.
Rapat massa benda-benda homogen biasa didefinisikan
sebagai : massa persatuan volume yang disimbolkan dengan r.
Satuan.
Berat
jenis didefinisikan sebagai Berat persatuan Volume.
Yang biasa disimbolkan dengan : D
Satuan.
· Rapat Massa Relatif.
Rapat
massa relatif suatu zat adalah perbandingan dari rapat massa zat tersebut
terhadap rapat massa dari zat tertentu sebagai zat pembanding.(I,2)
Zat
pembanding biasa diambil air, pada suhu 40 C.
Rapat
massa relatif biasa disimbolkan dengan : rr.
Daftar Pustaka:
Alonso,
Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar
Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
Hilliday,
David & Robert Resnick. 1985. Fisika.
Erlangga. Jakarta
Tiper,
Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan
Teknik. Erlangga. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar