Musik
jazz merupakan pertemuan antara musik Eropa dan musik Afrika yang
berkembang dari kehidupan masyarakat kulit hitam di Amerika yang
tertindas. Kelahiran aliran musik ini dipengaruhi oleh tribal drums,
musik gospel, blues dan juga field hollers. Instrumen dasar musik jazz
awalnya menggunakan alat-alat musik marching band yang di pakai untuk
mengiringi upacara pemakaman warga komunitas Afrika Amerika di New
Orleans. Anggota marching band ini sebagian merupakan musisi dalam
kelompok-kelompok musik jazz awal yang belajar secara otodidak dan
berperan penting pada
awal perkembangan musik jazz
awal perkembangan musik jazz
Pada awalnya musik ini identik
dengan hal-hal negatif yang berbau seks/ perempuan nakal maupun
tempat-tempat hiburan malam sehingga mendapat sebutan "jazz". Sebagian
besar musisi jaz awal memainkan musik mereka di berbagai bar dan klub
malam di kawasan lokalisasi sekitar Basin Street, New Orleans
(Storyville). Tetapi kemudian musik ini menjadi sebuah musik yang baik
dalam komposisi maupun improvisasi yang merefleksikan melodi-melodi
secara spontan. Bahkan saat ini jazz mempunyai kesan eksklusif, berkelas
dan terhormat.
Musik jazz berawal dari New
Orleans dan mendapat pengaruh dari berbagai musik di sana. Sebuah
lelucon namun sangat dipercaya adalah bahwa musik jazz memulai masanya
setelah seorang pemilik kedai rambut di New Orleans yang bernama Buddy
Bolden meniup cornet miliknya, hingga setengah abad kemudian musik jazz
memberi banyak kontribusi di dunia musik, di pelajari di berbagai
universitas dan akhirnya menjadi salah satu aliran musik yang di
perhitungkan.
Sementara itu di gaya jazz eropa
mulai berkembang di Perancis dengan munculnya Quintette Du Hot Club De
France pada 1934. Legenda gitar Belgia bernama Django Reinhardt
mempopulerkan Gypsi jazz (campuran swing Amerika dan musik dansa
Perancis di tambah musik rakyat Eropa Timur). Selain itu juga ada latin jazz (kombinasi Afrika, Amerika latin, musik jazz, Harmoni klasik Amerika latin,kepulauan Karibia, Eropa dan Amerika).
Sekitar tahun 1940-an para
musisi jazz muda menciptakan gaya musik baru yang berbeda dari gaya
musik swing, mereka mengubah jazz dari sekedar musik dansa menjadi musik
yang lebih bercita rasa seni dan sedikit rumit. Gaya ini disebut bibop dan merupakan musik untuk didengar bukan untuk berdansa.
Pada era 1960-an munculah jazz fusion yaitu aliran musik gabungan
jazz dengan berbagai jenis aliran musik mulai dari yang lembut seperti
musik klasik hingga yang keras seperti musik metal. Dalam satu album
fusion jazz bisa berisi beraneka ragam jenis musik. Di saat yang sama
musisi-musisi rock juga mulai memasukan unsur jazz ke dalam lagu-lagu
mereka. Masa keemasan fusion jazz dimulai pada era 1970-an hingga
sekarang. Beberapa kelompok jazz yang mengusung genre ini adalah Return to Forever, Weather Report, The Mahavisnu Orchestra, Chick Corea Elektric Band, Tribal Tech dan Miles Davis.
Di Indonesia sendiri musik jazz telah masuk pada era 30-an yaitu di bawa
oleh para musisi Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan
bermain musik. Mereka memainkan musik ini di hotel-hotel besar Indonesia
saat itu. Pada tahun 1948 musisi Belanda datang ke Indonesia dan
membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal.
Band jazz yang terkenal tahun 1945 –
1950 di Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack
Lesmana, ayah Indra Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy
Chen, Jopy Chen (bass), Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen
Leng (gitar), Didi Pattirane (gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem
(clarinet).
Nama-nama musisi
jazz di Bandung tahun 50 – 60an adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop
Talahahu (saksofon tenor), Leo Massenggani, Benny Pablo, Dolf
(saksofon), John Lepel (bass), Iskandar (gitar dan piano) dan Sadikin
Zuchra (gitar dan piano).
Musisi-musisi
muda di Jakarta bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng
Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon),
Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano
(drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano),
Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock
dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item
(gitar), Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman
(keyboard), Candra Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.
Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.
Tahun
90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang
terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil
distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya.
Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion,
Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq &
D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.
Musisi
jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan
Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana
lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival,
Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang
menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke
Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri
pemrakarsa Java Jazz Festival.
YUK JOIN DAN MAINKAN POKER DAN DOMINO ONLINE BERSAMA ZOYA99.COM
BalasHapusDAPATKAN EXTRA BONUS SELAMA BERMAIN DISINI
* BONUS ROLINGAN
* BONUS REFERALL
DAN RASAKAN PELAYANAN CS YANG SANGAT BERPENGALAMAN HANYA DISINI
UNTUK INFO LEBIH JELAS, SILAHKAN HUBUNGIN CS KAMI ONLINE 24JAM!!
• Pin BBM D8B82A86
•Pin BBM 2BE5BC31
•Line : zoya_qq
•WA : +85515370075